Saturday, January 7, 2012

Mememcahkan Persoalan Pengangguran Di Indonesia


Dalam memecahkan maslah pengangguran di Indonesia perlu melihat lebih dalam mengenai pengangguran itu sendiri. Hal utama yang perlu ditelaah lebih jauh adalah sistem pendidikan di Indonesia yang menjadi dasar seseorang dalam memasuki pasar dunia kerja. Pendidikan saat ini cenderung memisahkan antara ilmu dan praktek, sehingga sebuah pendidikan umum seperti SMA hanya dapat menciptakan lulusan yang mengerti sisi teori namun tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia usaha., sedangkan SMK dititik beratkan pada praktek untuk menciptakan seseorang yang memiliki nilai di pasar kerja.
Walaupun penitikberatan SMK pada penciptaan tenaga kerja yang siap pakai namun jarak antara kebutuhan industri dengan kemampuan sekolah itu sendiri dalam mengikuti perkembangan dunia industri yang berjalan sangat cepat. Sehingga hasil akhir yang dihasilkan SMK tidak dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan standar yang dimiliki oleh industri. Hal ini penulis dapatkan ketika melakukan penelitian mengenai Sekolah Menengah Kejuruan sebagai transformasi tenaga kerja di Indonesia. Dari hasil interview penulis dengan kepala sekolah salah satu SMK di Bogor didapatkan bahwa pihak sekolah menyadari bahwa kemampuan yang dimiliki sekolah tidak dapat memenuhi standar industri tanpa bantuan dan peran aktif dari dunia industri. Seorang HR Manager industri di wilayah Bogor menyatakan kepada penulis bahwa pihaknya menerima peserta magang dari SMK namun kualitas yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh industri sehingga terkadang penempatan peserta magang tidak sesuai dengan keahlian dan pada akhirnya pengembangan diri tidak terjadi.
Untuk memecahkan masalah ini, diperlukan peran aktif dari dua pihak yang terkait baik industri maupun dunia pendidikan. Peran itu perlu tertuang dalam sebuah sinergi yang berkesinambungan antara industri dan SMK, sehingga SMK dapat selalu meng-update­ perkembangan dunia industri. Sehingga kompetensi yang diharapkan dari lulusan SMK sebagai tenaga kerja terlatih dan profesional dapat tercapai. Pertanyaan selanjutnya apa keuntungan dari industri dengan adanya sinergi ini? Pertama tentunya industri akan memiliki sumber daya manusia yang siap pakai sehingga dapat mengurangi biaya perekrutan. Kedua proses sinergi ini dapat dijadikan salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) yang berguna untuk membangun citra industri tersebut. Namun disisi lain pemerintah perlu memberikan kompensasi kepada industri yang mau membina SMK seperti pengurangan pajak.
Perbaikan pendidikan tidak sampai disitu saja. Tidak hanya SMK yang perlu dibenahi namun juga sekolah menengan atas dan perguruan tinggi perlu dibenahi. Tujuan pendidikan tidak lagi hanya orientasi nilai dan kelulusan, namun sejauh mana lulusan tersebut dapat memiliki nilai lebih di pasar dunia kerja. Salah satu cara adalah dengan menambahkan kurikulum kewirausahaan dalam materi sekolah menengah atas maupun tingkat perguruan tinggi. Sehingga nantinya diharapkan mereka mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Hal ini melihat bahwa sebesar apapun pertumbuhan ekonomi yang terjadi tetap tidak dapat menampung jumlah angkatan kerja yang ada. Dengan membuat mekanisme pendidikan seperti ini dapat mengubah paradigma pendidikan dari product oriented yaitu paradigma pendidikan yang menekankan pada lulusan yang berkualitas ke arah market oriented yaitu paradigma pendidikan yang melihat permintaan dari pasar sehingga tercipta lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Sehingga konsep link and match dapat diterapkan dimana pendidikan terutama kejuruan dan keterampilan kerja didasarkan analisa kebutuhan peluang kerja yang ada dan yang diproyeksikan akan besar kebutuhannya.
Secara makro pemerintah harus dapat meningkatkan nilai investasi dengan cara menciptakan iklim kondusif bagi para investor. Hal ini diperlukan dikarenakan tanpa adanya industri besar usaha-usaha mandiri dalam skala kecil hasil dari kewirausahaan tidak dapat berkembang.
Membuat sesuatu lebih baik tidak harus dengan membuat sesuatu yang baru. Namun dapat dilakukan dengan menggunakan yang telah ada. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan peran dan manfaat balai latihan kerja yang telah ada. Balai latihan kerja dapat membuat pelatiha-pelatihan keterampilan yang dapat mampu mendukung lulusan ketika akan masuk dalam dunia kerja baik ketika lulusan memilikih untuk berwiraswata atau masuk dalam industri. Pelatihan dapat dilakukan kepada pelajar SMU ataupun SMK bahkan kepada mahasiswa atau kepada yang putus sekolah sehingga tidak dapat bekerja. Hal ini seperti yang dilakukan oleh KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Sawahlunto Sijunjung, dimana KNPI dan bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja melalui Balai Latihan Kerja mengadakan pelatihan bagi generasi putus seolah yang belum memiliki pekerjaan tetap. Pelatihan yang diberikan terkait dengan keterampilan yang memiliki nilai juat di pasaran sehingga pada akhirya dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Selain itu secara ketenagakerjaan perlu dilakukan restrukturisasi angkatan kerja, dengan cara mengatasi kemiskinan. Solusi ini memberikan arahan perbaikan kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, bunkan pada penciptaan lapangan kerja baru hal ini dikarenakan apabila diciptaan lapangan kerja baru namun secara kesejahteraan belum terjadi peningkatan maka yang terjadi adalah penyerapan tenaga kerja namun pengangguran secara signifikan tetap ada.

No comments:

Post a Comment